Film ‘Made in Bali’ tentang Dalang Muda Kekinian Siap Tayang 20 Feb 2025

Kabaretegal – Bulan cinta yang disematkan Februari lebih dari sekedar itu karena menurut Joseph Tarigan sebagai produser, film ‘Made in Bali’ berkisah tentang anak muda bernama Made yang diperankan aktor Rayn Wijaya bersama sahabat semasa kecilnya bernama Niluh diperankan Vonny Felicia atau lebih akrab dipanggil Vonzy.

“Pekan ini PM Jepang bersua dengan Presiden RI Prabowo di Istana Bogor. Artinya film ‘Made in Bali’ makin merekatkan diplomasi budaya Indonesia-Jepang dengan teenlit romance karya JP Yudhi sebagai sutradara dan skenario Oka Aurora,” kata Joseph Tarigan (Bang Josh) dari Josh Pictures, kepada wartawan, Sabtu (11/1/2025).

Film ‘Made in Bali’ mengisahkan tentang Made (18, Rayn Wijaya), seorang dalang muda dari Gianyar, Bali, yang sudah dijodohkan dengan Putu (18, Bulan Sutena), seorang anak pembuat wayang.

Made tak pernah sadar bahwa Niluh (18, Vonny Felicia), sahabatnya, yang juga seorang gadis Bali peranakan Jepang, sudah lama mencintainya.

Sampai suatu hari, Niluh akan dibawa pulang ke Jepang oleh Makoto (47, Nobuyuki Suzuki), ayahnya.

Saat itulah Made baru menyadari bahwa ternyata ia mencintai Niluh. la juga sadar bahwa hubungannya dengan Putu tak pernah didasari cinta. Made lalu memutuskan menyatakan cintanya kepada Niluh lewat sebuah pertunjukan wayang anime yang unik.

Namun ternyata niat Made ini ketahuan oleh Putu. Akibatnya, hubungan Putu dan Made berantakan, sedangkan Niluh menolak perasaan Made.

Joseph Tarigan bersama Marlia Nurdiyani akan merilis official poster dan official trailer film ‘Made in Bali’ pada 20 Januari 2025 dengan menghadirkan line up para pemain.

Film ‘Made in Bali’ dibintangi Rayn Wijaya, Vonny Felicia, Bulan Sutena, Naomi Christie, Victor Agustino,  Roja Itakimo, Harindra Pasimpangan, Wina Marrino, Swetajaloe, Nobuyuki Suzuki, Tri Ningtyas, Dian Sidik, Siska Salman, Shaqueena Medina Lukman, Kenken Kenzou.

Film ‘Made in Bali’ direncanakan akan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 20 Februari 2025.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *