Yudi : Cafe Dlaweran, Kekinian Tapi Tetap Pakai Nama Bahasa Tegal

KabareTegal – Ide sebuah usaha bisa datang dari mana saja.

Begitu juga dengan ide dalam membangun Cafe Dlaweran, yang menurut Yudi, salah seorang pendirinya, idenya dari sebuah lagu ciptaan istrinya yang judulnya ‘Dlaweran’.

Sebuah nama yang indah, yang semoga usahanya tambah berkah.

“Idenya dari sebuah lagu ciptaan istri saya yang judulnya ‘Dlaweran’,” kata Yudi menuturkan awalnya ide membuat Cafe Dlaweran, kepada wartawan, Kamis (13/4/2023).

Lebih lanjut, Yudi menyebut pendiri Cafe Dlaweran.

“Aku dan patnerku Mas Toro, “ ungkapnya mantap.

Yudi menyampaikan tentang konsep Cafe Dlaweran.

“Kekinian tapi tetap pakai nama bahasa Tegal, “ bebernya.

Cafe Dlaweran, kata Yudi, dibangun di Tegal.

“Pangsa pasarnya untuk semua kalangan masuk, “ paparnya.

Menurut Yudi, keunggulan atau yang istimewa dari Cafe Dlaweran dibanding dengan cafe-cafe lainnya di Tegal.

“Tempatnya bersih, nyaman, harganya tetep kalangan bawah, “ ucapnya bangga.

Saat ditanya, apakah Cafe Dlaweran akan dibuat franchise atau waralaba seperti Warteg Kharisma Bahari?

Dengan tenang dan kalem, Yudi memberikan jawaban, “Belum kepikiran.”

Setiap usaha tentu akan dikembangkan, begitu juga dengan Cafe Dlaweran

“Kalau wartegnya Dlaweran ada, yang akan dibuka mungkin hari Senin ini, “ tegas Yudi.

Harapan Yudi ke depan terhadap Cafe Dlaweran.

“Cafe Dlaweran bisa berkembang meluas seperti Warteg Kharisma Bahari, “ pungkas Yudi sumringah.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *