Laboratorium Rekayasa SIHIR Sukses Gelar Pemutaran Film Pendek ‘ASGAR’

Kabaretegal – Mengusung semangat untuk memperkuat fondasi dasar ilmu pembuatan film bagi generasi muda, Laboratorium Rekayasa SIHIR sukses menggelar acara pemutaran utama film pendek berjudul ASGAR pada hari Minggu, 16 Maret 2025 di Usmar Ismail Cinema Hall, PPHUI, Kuningan, Jakarta, Selatan.

Pemutaran ASGAR merupakan hasil dari program lokakarya film intensif yang menggabungkan teori dan praktik langsung di lapangan, didampingi oleh mentor-mentor kompeten, serta ditutup dengan acara screening di layar lebar.

Selain pemutaran film ASGAR, acara dilengkapi dengan sesi Meet & Greet, Talkshow bersama filmmaker dan pemeran film, serta Pitching Forum, yang ditutup dengan Mixer Party santai guna mempererat hubungan antar pelaku industri perfilman.

“Laboratorium Rekayasa SIHIR adalah platform edukasi film berbasis komunitas yang bertujuan menciptakan bibit unggul yang siap berkontribusi nyata dalam industri perfilman Indonesia, “ kata Rangga Kusmalendra, inisiator acara di Usmar Ismail Cinema Hall, PPHUI, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (16/3/2025).

Lebih lanjut, Rangga menerangkan tentang acara tersebut. “Kami ingin memberikan kesempatan nyata kepada peserta lokakarya untuk melihat karya mereka di layar lebar sekaligus berjejaring secara langsung dengan profesional di bidang ini,” terangnya.

Film pendek ASGAR, karya sutradara Rangga Kusmalendra dengan genre psychological thriller, diperankan oleh Khiva Rayanka & Nicholas Anderson, yang menjadi fokus utama dalam screening ini.

ASGAR mengisahkan tentang Dani, seorang pria muda dengan riwayat kekerasan terhadap pasangannya, yang secara tidak terduga menemukan titik balik kehidupannya saat mengunjungi sebuah pangkas rambut.

Turut diputar juga lima film pendek pendukung, yaitu Pulang, Jalan Panjang Menuju Kebesaran, 404: Purpose Not Found, Alif Ingin Punya Pacar, Yuli Ingin Dibonceng Ngabers, dan A Phone Call from Zoey, yang ikut meramaikan suasana.

Acara ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan ekosistem perfilman yang kuat, inovatif, dan berkelanjutan.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *