Film ‘Air Mata di Ujung Sajadah’ Jadi Muara Cinta Kasih Tanpa Pamrih

KabareTegal – Ronny Irawan dari PH Beehave Pictures dan MBK Productions dengan bangga mengumumkan tanggal penayangan film ‘Air Mata Di Ujung Sajadah’ mulai Kamis 7 September 2023 mendatang.

“Ada dua konsep berbeda dengan warna berbeda, kesamaannya keduanya sama-sama menyiratkan kehangatan sebuah keluarga,” kata Ronny Irawan saat presjunket di Plaza Senayan XXI, Jakarta, Jumat (4/8/2023).

Lebih lanjut, Ronny menerangkan, poster tersebut yang diharapkan jadi pemicu keakraban dan bersatunya cinta dengan keikhlasan.

“Film ini menjadi muara atas cinta kasih tanpa pamrih yang menyemangati, “ terangnya.

Ronny selaku produser berdua dengan aktris Nafa Urbach berharap film Air Mata Di Ujung Sajadah dapat meraih antusias dan simpati publik, apalagi sudah cukup lama belum ada film Indonesia yang mengambil topik keluarga dan mengaduk-aduk emosi.

Untuk film ini, Ronny juga menyiapkan dua lagu soundtrack sekaligus, yakni : Sepi (Yuni Shara) dan Dawai (Fadhilah Intan).

“Film ini akan menjadi hiburan yang menghangatkan seluruh keluarga sekaligus menguras air mata. Dialog-dialognya dalam, dan totalitas emosi para pemain sungguh saya acungi jempol” papar Ronny Irawan.

Adegan dalam trailer segendang sepenarian menuntun asa dan makin dibuat penasaran untuk menonton keseluruhannya

Membaca sinopsisnya, film ini dijamin akan menguras airmata penonton, Anda tak kuasa dengan rasa membuncah akan berlinang air mata.

Tontonan keluarga yang mengingatkan sebuah epos kasih yang ikhlas dari keluarga.

Kisahnya tentang Aqilla (Titi Kamal) yang melahirkan bayi dari pernikahan yang tidak direstui oleh Halimah, ibunya.

Setelah suami Aqilla meninggal karena kecelakaan, Halimah membohongi Aqilla bahwa bayinya meninggal saat dilahirkan.

Halimah terpaksa berbohong karena menurutnya Aqilla belum siap menjadi seorang ibu, apalagi tanpa kehadiran suami.

Halimah memberikan cucunya kepada pasangan yang sudah lama menikah tapi belum punya anak, yakni Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana).

Bayi itu dinamai Baskara, artinya: cahaya.

Kehadiran Baskara di rumah keluarga Arif dan Yumna memang ibarat cahaya yang menerangi dan membawa kebahagiaan bagi seisi rumah.

Tujuh tahun kemudian, Aqilla mengetahui bahwa anaknya masih hidup.

Dia bertolak dari kehidupannya yang hampa dan berusaha mendapatkan kembali Baskara.

Film arahan sutradara Key Mangunsong dan skenario garapan Titien Wattimena ini dibintangi aktris senior peraih Piala Citra, Jenny Rahman, yang kembali berakting setelah vacuum berakting selama 12 tahun.

Film ini juga dibintangi sederet pemain kelas atas yang memerani film ini yakni Fedi Nuril, Titi Kamal, Citra Kirana, dan Krisjiana Baharudin.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *