Reuni di Tegal, Ahmad Muzani Ingatkan Tetap Jaga Kerukunan & Seduluran

KabareTegal – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengingatkan agar tetap jaga persatuan, seduluran, di tahun politik.

“Jaga kerukunan, persatuan, seduluran, aja klalen batire. Beda partai, beda pilihan, tetap rukun. Sing pan melu nyong ya monggo,” katanya dalam sambutan Reuni Akbar Alumni SMP Ihsaniyah Kota Tegal.

Acara reuni akbar yang digelar di ball room Hotel Bahari In Kota Tegal ini dihadiri seribu empat ratusan peserta yang datang dari berbagai kota di Indonesia.

“Saya dapat informasi ada yang datang dari Sumatera, Kalimantan, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Jakarta. Mereka beragam profesi ada yang jadi pendidik, tentara, pengusaha, karyawan swasta sampai politisi. Ini bakti alumni untuk Indonesia,” ungkap Sekjen Partai Gerindra ini mantap.

Karena itulah Ahmad Muzani yang juga Alumni Angkatan tahun 1984, mengingatkan agar alumni Ihsaniyah Tegal terus meningkatkan pengabdian bagi bangsa dan negara.

“Minimal bermanfaat untuk masyarakat sekitar dan keluarga masing-masing,” papar mantan Ketua OSIS SMP Ihsaniyah tahun 1983 ini.

Reuni yang juga dihadiri oleh Pengurus Yayasan Perguruan Ihsaniyah, Kepala Sekolah dan para bapak dan ibu guru nampak meriah.

Di akhir sambutan Ahmad Muzani mengingatkan agar perguruan Ihsaniyah tetap menjadi sekolah favorit di Kota dan Kabupaten Tegal.

“Jaman saya sekolah satu kelas 48 anak satu angkatan sampai delapan kelas. Sekarang sudah tak boleh sebanyak itu. Sekolah lama di Jalan AR Hakim Tegal, antar kelas dipisahkan dinding triplek. Sekarang sudah semakin maju dan terus maju,” ujarnya disambut meriah peserta reuni.

Ahmad Muzani yang menyebut sudah sekitar 40 tahun tidak bertemu teman-teman baik senior dan juniornya, tetapi masih tetap ingat.

“Masih dalam suasana lebaran Idul Fitri, saya menyampaikan permohonan maaf lahir batin,” ujar Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini.

Di acara reuni ini juga disampaikan bahwa para alumni SMP Ihsaniyah bersama-sama berjanji akan merampungkan pembangunan masjid sekolah.

Disebutkan progres pembangunan tempat ibadah sampai kini tinggal sekitar 30 persen lagi pembangunannya.***

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *