Velline Chu Tengahi Perseteruan Pesulap Merah Vs Gus Samsudin

KabareTegal – Perseteruan antara Pesulap Merah dengan Gus Samsudin, masih saja belum mereda. Pasalnya, kedua belah pihak tampaknya masih merasa benar sendiri, tanpa mau saling intropeksi diri bahwasannya masing-masing memiliki profesi yang tidak boleh ada sepihak atau tujuan ingin saling menjatuhkan.

 

Prihatin terhadap perseteruan keduanya, Velline Chu yang kini akrab dengan panggilan nama Ratu Ayu itu, mencoba untuk memberikan jalan tengah. Tentu saja dengan harapan dan sekaligus penyanyi yang juga memiliki kemampuan ‘daya linuwih‘ itu meminta antara Pesulap Merah (Marcel Radivhal) dengan Gus Samsudin, menyudahi perdebatan.

“Intinya sih, saya ingin urun rembug, ikut memberikan wawasan,” tutur Velline Chu kepada wartawan, beberapa waktu yang lalu.

 

Lebih lanjut, artis cantik kelahiran Brebes ini menerangkan, apapun kepintaran atau profesi kita tentu sepatutnya disyukuri saja. “Baik itu sebagai pesulap maupun paranormal. Sebaik-baiknya profesi itu, ya harus bermanfaat, tentu saja dengan niat baik untuk membantu orang lain, “ terang penyanyi pop dangdut yang tiga diantaranya pernah hits lewat tembang ‘Begal Cinta’, ‘Goyang Pantura’ dan ‘Ngopi Say’ ini.

 

Menurut Velline, dalam membantu orang lain melalui profesi yang dimiliki, juga harus tepat sasaran. “Jadi memang bukan untuk membodohi atau menipu orang lain. Karena itu, kembali pada niat atau tujuan di dalam menjalani profesinya tersebut, “ ungkapnya mantap.

 

Selain itu, kata Velline, jika niatnya pada hal buruk, biar saja nanti juga akan terseleksi oleh alam. Jadi, alam itu sendiri yang akan menjawab. “Kita juga tak boleh merasa hebat sendiri. Karena apa? Masih ada langit di atas langit,” tegas Velline.

 

Velline menyampaikan dirinya sekarang ini juga aktif dalam kesibukan syuting untuk mengisi channel diary ‘Jejak Mata’. Bahkan, ia harus mendatangi tempat-tempat angker. “Selebihnya, saya juga sesekali menolong memberi pengobatan untuk orang lain dalam kaitan hal ghoib yang dialami pasien yang datang, “ pungkas Velline sumringah.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *