Indosiar Ajak Jurnalis Terlibat dalam Penulisan Cerita Sinetron ‘Suara Hati Istri’

Ada anggapan kalau mau program TV dapat rating tinggi alias disukai masyarakat pengelola TV mesti membuat sinetron yang berpihak kepada perempuan dan membuat penonton ibu rumah tangga berinang air mata. Rumus itulah yang dipakai Harsiwi Achmad, selaku Direktur Program SCM/Indosiar. Karenanya, Indosiar kemudian menghadirkan sinetron “Suara Hati Istri” (SHI). Sejak ditayangkan Indosiar, rating produksi PH Mega Kreasi Film, ratingnya selalu teratas.

“Syukur Alhamdulillah sinetron kebanggaan kami, ‘Suara Hati Istri’ ratingnya selalu teratas,” ujar Harsiwi Achmad saat menggelar Press Conference jelang penayangan sinetron Suara Hati Istri episode baru lewat Virtual Zoom, Kamis (11/2/2020) siang lalu.

Dengan alasan itulah, sinetron episode baru SHI diproduksi dengan versi baru yang lebih fresh dan menyentuh penonton setia Indosiar.

“Karena Sinetron Suara Hati Istri ratingnya teratas, membuat kami bersemangat memproduksi yang lebih fresh. Lebih mengharu biru tidak saja untuk penonton wanita, tapi juga kaum pria,” kata Harsiwi tampak begitu sangat bersemangat.

Senin, 15 Juni 2020 mendatang, agar sinetron yang memasuki tayangan perdana, Indosiar dan Mega Kreasi Film terus mencari inovasi dan terobosan cerita yang berbeda. “Kami menantang teman-teman media yang memiliki cerita atau kisah seperti cerita Suara Hati Istri. Silakan kirim ke Indosiar dan yang terpilih tentunya ada honor yang menarik,” tantang Harsiwi.

Dengan mengajak rekan media untuk menulis cerita SHI, diharapkan bisa mewarnai cerita drama keluarga ini. “Saya yakin teman-teman media memiliki cerita menarik, makanya saya tantang untuk menulis cerita sinetron SHI,” ungkap Harsiwi.

Selanjutya, Sonya Samtani selaku Produser Mega Kreasia Film menjanjikan pada episode baru SHI ini, ceritanya lebih menarik dan seru.

“Kami telah memilih dan memproduksi SHI yang benar-benar fresh dan terbukti bisa membuat ibu Harsiwi menangis. Itu indikasi ceritanya menarik dan bakal membuat ratingnya tinggi,” ujar Sonya.

About AKHMAD SEKHU

Akhmad Sekhu, wartawan dan juga sastrawan, ini lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Tinggal di Jakarta, bekerja sebagai wartawan. Puisi-puisinya masuk sekitar 80 buku antologi komunal (1994-2025). Buku antologi puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (Yayasan Sastra Gading, 1997), Cakrawala Menjelang (Yayasan Aksara Indonesia, 2000), Memo Kemanusiaan (Balai Pustaka, 2022). Novelnya: Jejak Gelisah (2005) diterbitkan Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo, Gramedia Group), Chemistry (Bubble Books, 2018), Pocinta (Prabu21, 2021). Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dan lain-lain. Karya-karyanya sudah banyak dijadikan bahan penelitian dan skripsi tingkat sarjana. Memenangkan Lomba Cipta Puisi Perguruan Tinggi se-Yogyakarta (1999) dan Pemenang Favorit Sayembara Mengarang Puisi Teroka-Indonesiana "100 Tahun Chairil Anwar" (2022).

View all posts by AKHMAD SEKHU →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *